Beberapa metode pelatihan yang sudah kita kenal selama ini dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu metode-metode yang merupakan pembelajaran pasif dan metode-metode yang mendukung pembelajaran aktif.
metode pelatihan pasif diantaranya adalah:
- Lecture/Perkuliahan. dimana fasilitator menyampaikan materi seperti seorang dosen yang berdiri di depan kelas dan menyampaikan kuliahnya.
- Perkuliahan plus tanya jawab. meskipun sudah memberikan ruang untuk berineraksi, metode ini masih tetap berupa perkuliahan.
- Membaca. dimana fasilitator meminta membaca materi pelatihan untuk kemudian dites atau didiskusikan bersama dipandu fasilitator.
dan metode pelatihan aktif diantaranya:
- Interaktif dengan menggunakan media visual, internet, dsb. Presentasi dan diskusi akan lebih menarik jika sebelumnya fasilitator menunjukkan video atau melihat website tertentu.
- Bekerja sama dalam kelompok membuat peserta aktif berinteraksi dengan peserta lain dan menyerap informasi/keterampilan lebih cepat.
- Simulasi, demo, praktek langsung maupun role play.
- Coaching dan Mentoring. untuk pelatihan jangka lama, dan ini merupakan metode yang paling efektif.
untuk membuktikan seberapa penting metode yang interaktif dalam meningkatkan tingkat penyerapan informasi, Danes Cole menunjukkan dalam piramida sebagai berikut:
Dari ilustrasi di atas sudah jelas bahwa kalau peserta hanya membaca, melihat atau mendengarkan saja, maka tingkat penyerapan informasi peserta hanya di kisaran 10-30%. Tetapi jika peserta diminta aktif untuk menyampaikan pendapat dan bekerja sama dalam kelompok, maka tingkat penyerapan melonjak menjadi 70-90%.
oleh karena itu dalam mendesain materi pelatihan dan merencanakan penyampaian materi, harus kita pikirkan benar-benar tentang metode apakah yang paling tepat untuk digunakan. tentunya hal tersebut juga harus disesuaikan dengan jumlah peserta dan waktu yang tersedia.
0 Response to "Beberapa Metode Pelatihan Aktif dan Pasif"
Post a Comment